Rabu, 06 Agustus 2008

Surat Untuk Kawan

Hai kawan..lama tak jumpa dengan senyumanmu. Entah kenapa hari ini aku sangat ingat padamu, sangat ingin menceritakan kepadamu tentang sinar matahari yang kurasa di tempatku...aku ingin berbagi kehangatan ini denganmu...walau mungkin jubahmu kau rasakan jauh lebih hangat dari sinar matahari di tempatku...
kawan kemarilah...aku tak ingin berbisik lagi...aku ingin kita bicara saja kali ini.
kawan ku...walau kau punya jubah...kau tetap butuh matahari, walau kau punya semua yang bisa menghangatkanmu...kau tetap butuh matahari.
kawan... aku bukan mengajarimu mencari matahari, karena matahari ada dalam hati setiap manusia kawan...hanya saja kau mungkin merasa sudah cukup hangat dengan jubahmu, tapi jubah bisa lusuh kawan...jubah biasa hancur. Seperti apapun kau mengagumi jubahmu...dia tak akan bisa menghangatkanmu se umur hidupmu...
kawan...aku sangat sayang padamu juga jubahmu, aku ingin hatiku bicara dengan hatimu...tapi maafkan aku dan hatiku...jika aku tidak mengerti bahasa hatimu,
ataukah kau bersedia mengajariku sedikit saja bahasa hatimu...tapi kalau kau tak mau...isyaratkan saja padaku jika satu saat kau telah lepas jubahmu...dan merasa hangat seperti hangatku....