Kamis, 13 November 2008

Salam Kasih, Swastyastu

Seekor keledai..., dengan tenang bergerak maju membawa barang-barang di punggungnya. Wajahnya sama sekali tanpa ekspresi. Datar...maju dengan tenang dan tidak memperlihatkan rasa letih.

Begitu pula kita tanpa sadar membawa beban berat dalam hidup.  Menganggap semua itu hal yang normal dan biasa dan hal itu kita lakukan penjelmaan demi penjelmaan dalam berbagai jenis badan, tanpa kita merasa bosan dan tidak merasa aneh, bekerja untuk yang kita tidak ketahui maksud dan tujuannya...

Menurut Tulasi Das, selama kita masih hidup didalam khayalan MAYA, maka dunia ini akan terlihat sangaaaattt indah dan manis, dan kita berpendapat bahwa bhakti kepada Tuhan YME sama sekali tidak ada artinya. Tidak menarik dan tidak ada gunanya. Walaupun sesungguhnya ia ribuan kali lebih nikmat dan lebih manis dari amerta (nectar).

Sepanjang kita bekerja hal-hal duniawi, tanpa mengerti apakah yang sedang kita lakukan, kerja keras apa yang sedang kita lakukan dengan berbagai pengorbanan dan kebanggaan, maka selama itu kita akan berada dalam seberang batas kemanisan spiritual.

Kapan kita berpaling dari hal-hal duniawi, saat itu kita akan mengerti akan KEBENARAN, dan kemanisan berada atau lelap di jalan bhakti. Karena ia telah mengerti apa yang benar dan apa yang tidak benar. Bagaikan seekor ular, ia hanya dapat melihat kalau ia rela melepaskan kulitnya yang sudah mati dan kering (bhs Bali: mekules).

Untuk mendapatkan intan permata, kita memang perlu mencoba mengerti nilai pecahan kaca dan segera meninggalkannya...manggalam astu...

(Darmayasa)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar